KH Nawawi Marfu Wafat Setelah Mengambil Wudu



Ponpes Hidayatullah, Martapura – Ribuan pelayat dari berbagai penjuru Kabupaten Banjar berdatangan ke jalan Sasaran Kelurahan Keraton Martapura Kabupaten Banjar. Mereka belasungkawa atas meninggalnya pendiri pesantren Hidayatullah KH Akhmad Nawawi Marfu’ pada Sabtu pagi (28/12) sekitar pukul 07.00 Wita.

KH Nawawi meninggal pada 95 tahun dan sebelumnya tidak pernah mengalami sakit parah. Beliau meninggal saat akan melaksanakan salat subuh di kediamannya.

Menurut keterangan pihak keluarga, KH Nawawi meninggal setelah mengambil wudhu saat akan melaksanakan salat subuh, selanjutnya saat berada di kamar mandi, badannya langsung terasa lemah dan selanjutnya oleh anak-anaknya langsung dibawa ke kamar tidurnya untuk dibaringkan. “Saat dibaringkan tersebut beliau sempat batuk dan minum air, selanjutnya perlahan mulai tidak ada lagi,” ujar anaknya H Basirullah mengungkapkan.

Setelah mengetahui ulama tersebut meninggal satu persatu pihak keluarga dan murid beliau berdatangan dari pagi sampai siang hari. Bahkan rumah beliau juga tidak cukup untuk menampung pelayat yang mau mensalatkan beliau. Selanjutnya dipilih musala yang tepat berada di depan rumahnya untuk menggelar salat fardhu kifayah.

Sebagian besar keluarga merasa terkejut karena KH Akhmad Nawawi meninggal tiba-tiba padahal sehari sebelumnya masih terlihat bugar dan berbicara dengan keluarga-keluarga yang berkunjung ke rumah.

Setelah disalatkan, anak-anak KH Akhmad Nawawi sepakat mengebumikan orang tuanya di komplek Aklah Mangun Jaya Keraton, tepat saat azan Ashar. Dan saat pemakaman juga diikuti ratusan bahkan ribuan keluarga dan murid-murid beliau. “Sebelumnya memang kami tidak mendapatkan firasat apa-apa, karena beliau tidak sakit sebelumnya. Sehingga kepergian beliau ini membuat kami terkejut,” ujarnya H Basir.

Meninggalnya KH Ahkmad Nawawi Marfu’ selain membuat banyak orang terkejut dan bersedih, ternyata sang istri Hj Jubaidah juga sedang tidak berada di Martapura karena baru berangkat umrah dua hari yang lalu. “Sebelumnya beliau melepaskan istrinya untuk berangkat umrah ke tanah suci sehingga ibu Hj Jubaidah tidak bisa bertemu beliau disaat terakhir,” ujar menantunya KH Ahmad Syairazi.

Memang sebelum keberangkatan istrinya ke tanah suci beliau memang terlihat agak berat melepaskan sang istri, karena selama seminggu sebelum berangkat umroh KH Akhmad Nawawi ingin selalu dekat sang istri. Bahkan di malam terakhir sebelum keberangkatan beliau memegang tangan istrinya saat tidur.

KH Ahmad Nawawi Marfu semasa mudanya giat menuntut dan belajar ilmu agama Islam sampai kepergiannya ke Mekkah selama puluhan tahun. Setelah memiliki bekal ilmu agama yang didapatkan dari guru-guru besar di Mekkah, selanjutnya beliau pulang ke Tanah Air.

Kemudian setelah beberapa tahun di Martapura bersama dengan KH Hasyim Moukhtar, KH M NashrunThohir, KH Akmad Nawawi Marfu’ mendirikan pesantren Hidayatullah pada tanggal 1 Muharram 1370 H/ 17 Juli 1950 M.

Dari ketiga pendiri pesantren tersebut KH Akhmad Nawawi Marfu’ adalah orang yang paling terakhir tutup usia setelah dua sahabatnya lebih dulu tutup usia.

Saat keberangkatan beliau ke Mekkah untuk menuntut ilmu, jumlahnya ada 10 orang dan semuanya juga sudah terlebih dulu meninggal dunia. Dan KH Akhmad Nawawi juga orang yang paling akhir saat meninggal dunia.

Diceritakan Pimpinan Umum Pesantren Hidayatullah H Saifullah Nashroun, rekan beliau yang berangkat ke Mekkah saat itu untuk menuntut ilmu diantaranya adalah Guru Seman Matau atau Guru Padang, Seman Jalil, Nashroun Thohier, Hasim Muchtar, Atto, Zamalluddin dan Abdul Rasyid. “Saya tidak ingat nama keseluruhan siapa saja yang berangkat bersama beliau bersama siapa saja waktu itu karena sudah lama sekali,” ungkapnya.
Diberdayakan oleh Blogger.